PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN LKS BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III.3 PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 1 SAPE TAHUN AJARAN 2006/2007
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seminar Bioteknologi
yang diberikan oleh dosen pembimbing:
Ibu Nurul Purwandari, S.Si, M.Pd.
Di susun oleh:
AGUS SETIAWAN (NIM. 0808830031)
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR (UIB)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
APRIL 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Biologi Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari makhluk hidup dan segala seluk beluknya. untuk mengantisipasi agar peserta didik tidak bosan dan jenuh dalam mempelajari ilmu ini, maka harus ditunjang oleh muatan kurikulum yang relevan sesuai dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi yang bergerak cepat dan kompek, juga dan sangatlah penting ditopang profesional dan kemampuan guru dalam pengelolaan dan penerapan metode pembelajara biologi didalam maupun diluar kelas.
Bertitik tolak dari uraian diatas dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran biologi perlu pengubah paradigma lama bahwa guru dalam pengelola. Kegiatan mengajar menggunakan hal yang tidak beroriantasi pada ”Bagaimana saya belajar (Tearcher Conterend) tetapi lebih kepada bagaimana saya membelajarkan siswa Depdiknas SN. 43.44)”. Untuk mengantisipasi Perubahan para digma tersebut sangat didukung oleh kurikulum 2004 dimana proses belajar mengajar bukan untuk mengejar target kurikulum semata tetapi lebih kepada Melaksanakan kompetensi apa yang diperoleh peserta didik. Salah satu bentuk Pendekatan dalam kurikulum 2004 adalah Contektual Teaching and Learning (CTL) Bleachard, 2001, dalam Depdiknas SN. 38 menjelaskan “Pengajaran dan Pembelajaran Contektual merupakan suatu konsepsi yang membantu mengaitkan isi materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antar pengajaran dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga masyarakat, tenaga kerja”. Perangkat pembelajaran Contektual kini telah diselaraskan dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya sesuai dengan keahlian anak itu.
Pengalaman dalam proses pembelajaran biologi khususnya materi cara-cara perkembangbiakan dengan metode ceramah dan diskusi tampa gambar-gambar makhluk hidup (media pembelajaran) siswa kurang termotivasi dan suasana belajar kurang menggairahkan serta tidak cukup efektif dalam memanfaatkan buku sumber yang ada. Berdasarkan berbagai pemikiran diatas dan pengalaman Menjalankan tugas mendorong penulis untuk membuat sedikit Perubahan mengenai strategi pembelajaran dan ingin melakukan Penelitian tindakan kelas dengan judul ” Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe stad dengan lks bergambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III.3 pada mata pelajaran biologi di SMP Negeri 1 Sape tahun ajaran 2006/2007”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang timbul adalah sebagai Berikut :
1). Motivasi belajar siswa tentang cara-cara perkembangbiakan kurang.
2). Kemampuan / prestasi anak mengenal cara-cara perkembangbiakan kurang
1.3. Cara Pemecahan masalan
Dari permasalahan-permasalahan yang muncul tersebut penulis mencoba melaksanakan dengan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan LKS bergambar dan didalamnya diajukan beberapa pertanyaan.
1.4. Tujuan penelitian
1). Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas IX semester I mengenai konsep cara-cara perkembangbiakan melalui pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan LKS bergambar.
2). Mengetahui permasalah-permasalahan yang dihadapi siswa sehingga dapat dicari solusinya.
1.5. Manfaat Penelitian
1). Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada konsep cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup demikian pula pada konsep-konsep berikutnya.
2). Bagi Guru
a. Sebagai bahan acuan untuk mengintropeksi diri agar lebih baik dalam meningkatkan profesionalisme untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.
b.Sebagai bahan acuan bagi guru untuk dapat memilih metodepembelajaran bagi siswa yang lebih tepat.
3). Bagi Sekolah
Hasil penelitian nanti akan memberikan sumbangan yang berharga bagi Sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada Khususnya dan sekolah lainnya pada umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkembangbiakan / reproduksi
Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup yang tidak dimiliki oleh benda mati. Perkembangbiakan bagi makhluk hidup bertujuan untuk Memperbanyak jumlah induvidu agar jenisnya tetap lestari.
Sebenarnya cara reproduksi organisme dapat dikatakan sebanding dengan Banyaknya jenis-jenis organisme itu sendiri, serta terlihat berkaitan dengan sejarah Perkembangan dan evolusi organisme. Dengan demikian, sangatlah berat apabila Seorang siswa SMP dituntut untuk menguasai cara-cara reproduksi organisme ini, Bahkan oleh guru sains / biologi SMP sekalipun.
Namun demikian ada plosafi, prinsip dan pola-pola yang dapat dipandang sama Antar jenis organisme dalam hal berproduksi. Oleh karenanya pada aspek-aspek Inilah semestinya siswa mulai dikenalkan. Untuk apa organisme berproduksi? Bagaimana pola atau prinsip dasar reproduksi organisme ? Bagaimana mekanisme Umum reproduksi? Dan apakah ada perbedaan mekanisme reproduksi ini antar Golongan organisme ? untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas salah satu Cara/strategis pengajaran adalan dengan pengajaran contekstual teaching and Leatning (CTL).
2.2. C T L
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau Contekstual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru untuk mengaitkan Konten mata palajara dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat Hubungan antara pengetahuan danpenerapannya dalam kehidupan mereka sebagai Onggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (AS Washington, 2001).
Pembelajaran kontekstual bukan merupakan konsep baru. Penerapan pembelajaran Kontektual di kelas-kelas di Amerika pertama-tama diusulkan oleh John Dowey pada Tahun 1916. Dowey mengusulkal suatu kurikulum dan metodelogi pengajaran yang di kaitkan dengan minat dan pengalaman belajar siswa. Pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa TK sampai SMU untuk menguatkan memperluas dan merapkan pengetahuan dan Ketrampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan Luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan (Universita Of Washington, 2001). CTL menekankan pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin serta pengumpulan, penganalisasian dan presentasian informasi dan data dari berbagai sumber dan pandangan. Implementasi pengajaran dan pembelajaran mengacu dan berpusat pada siswa, oleh sebab itu bagaimana seorang guru merancang dan menyusun pengajaran yang melibatkan banyak pertimbangan,tidak hanya pertimbangan apa yang akan dipelajari siswa tetapi juga bagaimana siswa menggunakan apa yang dipelajarinya. Jadi proses pengajaran mencakup pemilihan, penyusunan dan cara penyampaian informasi dalam suatu lingkungan yang sesuai dengan cara siswa berinteraksi dengan informasi tersebut (Depdiknas, Sains, 45:3).
Sadiman,1990 menyatakan media merupakanperantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima penerima pesan. Media adalah alat bantu yang dapat memberikan pengalaman konkrit, meningkatkan motifasi belajar serta mempertinggi daya Serap dan prestasi belajar siswa dengan demikian setiap guru harus mempunyai kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu yang di sesuaikan dengan:
a.Tujuan pembelajaran
b.Materi pembelajaran
c. Ketersediaan alat yang diperlukan
d.Tingkat kemampuan siswa
e.Metode yang digunakan
f.Situasi pengajaran pembelajaran.
Kegunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut Depdiknas Sains, 43: 14) :
1). Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat Verbalistis ( dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka ).
2). Mengatasi keterbatasn ruang, waktu dan daya indera
3). Menimbulkan kegairahan belajar
4). Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antar anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
5). Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuandan minatnya
2.3. Motivasi Belajar Siswa
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat adanya latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya dilakukan oleh manusia seumur hidupnya, kapan saja dimana saja baik di sekolah maupun di rumah dalam waktu yang sudah ditentukan.
Namun satu hal yang pasti bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh itikat dan maksud tertentu.
Motivasi belajar pada siswa adalah hal yang penting didalam proses belajar mengajar artinya berfungsi mendorong dan mengarahkan siswa pada kegiatan belajar. Oleh karena itu prinsip pembelajaran melalui penggunaan LKS bergambar sangat memotivasi siswa untuk mengenal alam mengetahui apa isi gambar tersebut.
Adapun cara memotivasi belajar siswa antara lain kebermaknaan menggunakan model pembelajaran komunikasi terbuka, latihan/praktek yang bermanfaat, kondisi kelas yang menyenangkan dan mengevaluasi (Hamalik 1990).
2.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik diatas maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran cooperatif tipe STAD dengan LKS bergambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengenai cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup (organisme).
2.5. Evaluasi Tindakan
Kerhasilan tindakan dalam penelitian ini akan dievaluasi dari beberapa aspek seperti motivasi, aktifitas siswa dan hasil belajar. Aktifitas siswa diambil sebanyak dua kali pada saat berlangsungnya pembelajaran kelompok dengan menggunakan lembar obserfasi (terlampir) dan untuk mengetahui minat/motivasi dapat diketahui dari angket (terlampir) sedamgkan prestasi hasil pembelajaran siswa dilakukan pada akhir tindakan.
2.6. Refleksi
Hasil yang didapatkan dalam tahap obserfasi dikumpulkan dan dianalisa dalam tahap ini. Dari obserfasi tersebut guru dapat menyeleksi diri dengan melihat data hasil obserfasi apakah kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup kemudian dipergunakan untuk merencanakan kegiatan pada siklus berikutnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan dua siklus. Setiap siklus dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan diberikan teks awal (pretes). Dari evaluasi guru dapat merefleksi tindaka Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan dan mengoptimalkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar yaitu penerapan kooperatif tipe STAD yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok kemudian diskusi kelas.
Dengan berpedoman pada evaluasi diatas, maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1). Perencanaan (planning).
2). Pelaksanaan tindakan (action).
3). Observasi (observation).
4). Refleksi (reflektion).
Agar lebih rinci prosedur penelitian kelas pada siklus I ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.1.1. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah menyusun program pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi. Dengan pendekatan kooperatif tipe STAD menyusun lembar observasi, mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan dalam rangkan peningkatan kemampuan siswa mengenal cara-cara pembiakan makhluk hidup, mendesain alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengenal cara-cara pembiakan makhluk hidup.
3.1.2. Pelaksanaan tindakan (action)
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini berbentuk proses interaksi antarara guru dengan siswa. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan desain pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi melalui pendekatan kooperatf tipe STAD dengan langkah-langkah berikut :
1. Tahap persiapan
- Langkah pertama guru mengajukan pertanyaan pengetahuan prasyarat siswa
- Langkah kedua memotivasi siswa dengan memperlihatkan gambar-gambar yang sudah di desain oleh guru berupa LKS
- Langkah ketiga guru menyatakan kegiatan utama pembelajaran
- Langkah keempat menyatakan permasalahan
- Langkah kelima membentuk kelompok Diskusi kecil beranggotakan empat sampai
Lima siswa, alokasi waktu sampai langkah kelima 120 menit.
2. Tahap kegiatan inti
Langka keenam menggunakan LKS bergambar dengan cara :
a.Setiap kelompok memilih amplop yang didalamnya berisi LKS bergambar
b.Bahan tersebut di diskusikan dengan kelompoknya masing-masing
c.Setelah diskusi kelompok selesai, masing-masing kelompok mempresentasekan hasil diskusinya dengan menggunakan charta
d.Setiap keberhasilan kelompok diberikan reward berupa bintang.
(alokasi waktu untuk langkah keenam ini tidak lebih dari 60 menit).
3. Tahap akhir
- Langkah ketujuh memberikan pertanyaan lanjutan dari hasil diskusi yang menuntun siswa menguasai konsep atau sub konsep
- Langkah kedelapan menarik kesimpulan
- Langkah kesembilan menutup proses pembelajaran dengan memberikan tugas penguatan materi.
(alokasi waktu untuk tahap ini maksimal 20 menit)
3.1.3. Observasi (observation)
Pada tahap ini dilaksanakan tahap observasi terhadap pelaksanaan tindakan. Alat observasi yang digunakan adalah lembar observasi yang telah disusun. Sebagai observator pada kegiatan ini adalah kepala atau salah seorang guru yang ditugasi.
3.1.4.Refleksi (Reflection)
Hasil yang diperoleh dalam tahap obserfasi dikumpulkan dan dianalisa. Dari proses analisa terhadap observasi, guru dapat merefleksi diri apakag tindakan yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal cara-cara pembiakan makhluk hidup. Selain lembar observasi, guru dapat juga menggunakan jurnal yang dibuat saat guru selesai melaksakan proses pembelajaran. Analisis hasil belajar siswa dilakukan untuk memperoleh kesimpulan tentang tingkat kemampuan siswa mengenal cara-cara pembiakan makhluk hidup. Hasil analisis ini data pada tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan kegiatan pada siklus berikutnya.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Oktober sampai dengan Nopember 2006. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sape kabupaten Bima di kelas III.3. Jumlah siswa III.3 adalah 40 orang dan terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan dengan kemampuan siswa yang heterogen.
3.3. Faktor Yang Diselidiki
Aspek yang diseliki pada penelitian ini adalah melihat kemampuan siswa kelas III 3 SMP Negeri 1 Sape mengenai:
a.Penerapan pendekatan kooperatif tipe STAD dengan LKS bergambar.
b.hasil belajar siswa dalam mempelajari konsep cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup.
3.4. Metode Pengambilan Data
Metode Pengambilan Data merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh untukmendapatkan data. Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.Data aktivitas kelas diambil melalui obervasi pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
b. Data hasil belajar siswadiambil setelah masing-masing siklus berlangsung.
c. Data tentang motivasi siswa diambil melalui angket setelah KBM berlangsung.
d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan observasi.
3.4.1. Tehnik Analisis Data
Data hasil penelitian yang terhimpun diklasifikasikan atas dua jenis data yaitu kuantitatif. Data kualitatif berupa nilai para siswa pada setiap siklus. Dengan mempergunakan tehnik statistik data kuantitatif ditabulasikan dan dihitung rata-ratanya. Rata-ratanya dihitung melalui rumus :
X = ∑ƒ 1 x 1
Keterangan :
X = Rata-rata nilai
ƒ 1= Jumlah siswa yang mendapat nilai dalam interval
X 1 = Angka tengah tiap interval kelas.
Rumusan tersebut ditarapkan setelah data ditabulasikan ke dalam tabel distribusi berkelompok. Dari hasil perhitungan ini akan diperoleh nilai tertentu yang menggambarkan kemampuan siswa mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup.
3.5. Indikator Kinerja
Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan ini adalah bilamana kemampuan siswa dalam mengenal cara-cara pembiakan mencapai tingkat keberhasilan 80% secara klasikal dan indufidual 65 %.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. HasilPenelitian
1). Data TesAwal
` Agar guru mengetahuikemampuandasar yang dimilikiolehsiswadalammengenalcara-caraperkembangbiakanmakhlukhidup, makaperludiberikanpretes (tesawal) yang berkaitandenganmateri yang diajarkan. Testersebutdisampaikansebagaialatuntukmendiagnosisiswajugaberfungsiuntukmengetahuipresepsimerekatentangmateri yang akandibahasselanjutnya. Hasiltesawaltersebutdapatdilihatpada table dibawahini.
Tabel 1
Seberapanilaitesawalsiswakelas III 3 dalammengenalcara-caraperkembangbiakanmakhlukhidup.
NO NIS NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33. 34.
35.
36.
37.
38.
39.
40. 13852
13853
13854
13857
13858
13859
13860
13861
13862
13863
13864
13865
13866
13868
13869
13870
13871
13872
13873
13874
13875
13876
13877
13878
13879
13880
13881
13882
13883
13885
13886
13887
13888
13889
13890
13891
13892
13895
13896
13899 80
80
40
60
75
40
70
70
80
80
50
55
60
65
40
40
40
80
40
60
70
80
50
40
60
65
60
40
60
40
80
70
65
60
65
80
80
80
40
40
Nilai Rata-rata 55,12
Keterangan :
1). Jumlah siswa yang tuntas belajar 19 orang
2). Prosentase ketuntasan = 47,5%
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar, apabila siswa yang bersangkutan dapat meraih nilai minimal 6,5. sedangkan ketuntsan belajar secara klasifal 80%.
Dengan berpedoman pada hal diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (53%) siswa kelas III3 SMP Negeri 1 Sape yang mempunyai kemampuan mengenal cara-cara perkembangbiakan masih rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan pelaksanaan tindakan kelas.
Tabel 2
Hasil belajar siswa kelas III 3 dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan pada siklus I
NO NIS NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33. 34.
35.
36.
37.
38.
39.
40. 13852
13853
13854
13857
13858
13859
13860
13861
13862
13863
13864
13865
13866
13868
13869
13870
13871
13872
13873
13874
13875
13876
13877
13878
13879
13880
13881
13882
13883
13885
13886
13887
13888
13889
13890
13891
13892
13895
13896
13899 95
95
60
60
95
40
70
90
95
95
80
60
85
60
70
85
95
65
75
70
95
40
85
85
70
40
65
80
40
45
95
85
85
70
90
92
90
85
40
40
Nilai Rata-rata 67,67
Analisa tabel 2.
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa kelas III 3 rersebut dapat ditabulasikan dalam interval nilai dibawah ini.
Tabel 3
Analisis nilai hasil belajar siswa kelas III3 dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup.
No. Interval Nilai f1 X1 f L x L
1. 40 – 50 7 45,5 45,5
2. 51 – 60 3 55,5 166,5
3. 61 – 70 7 65,5 458,5
4. 71 – 80 3 75,5 226,5
5. 81 – 90 10 85,5 855
6. 91 – 100 10 95,5 955
Jumlah 40 2707
X = eƒ x L = 2707
eƒL 40= 67,67%
fL = Jumlah siswa tiap interval
XL = angka tengah tiap interval kelas.
Tabel 4
Data Hasil belajar siswa kelas III 3 dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup pada siklus II
NO NIS NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33. 34.
35.
36.
37.
38.
39.
40. 13852
13853
13854
13857
13858
13859
13860
13861
13862
13863
13864
13865
13866
13868
13869
13870
13871
13872
13873
13874
13875
13876
13877
13878
13879
13880
13881
13882
13883
13885
13886
13887
13888
13889
13890
13891
13892
13895
13896
13899 97
95
95
90
95
50
85
95
96
95
90
95
95
65
75
87
95
75
100
85
100
60
70
90
85
75
60
75
90
70
80
96
85
100
95
95
100
93
70
90
Nilai Rata-rata 81,75
Selanjutnya hasil belajar siswa tersebut ditabelasikan dalam interval nilai dibawah ini.
Tabel 5
Hasil belajar siswa dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup kelas III 3 SMP negeri 1 Sape pada siklus II
No. Interval Nilai F1 X1 f L x L
1. 50 – 60 3 55 16,5
2. 61 – 70 3 65,5 196,5
3. 71 – 80 5 75,5 377,5
4. 81 – 90 9 85,5 769,5
5. 91 – 100 20 95,5 1910
Jumlah 40 3270
X = e ƒ L x L
e ƒ L= 81,75%
Melihat kenyataan diatas maka target yang ditetapkan penulis yaitu 80% telah tercapai, dengan demikian penggunaan metode diskusi melalui pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapt meningkatkan motivasi siswa mengenal cara-cara pembikan makhluk hidup dan juga aktivitas siswa dalam KBM meningkat.
Tabel 6
Data aktivitas kelompok pada setiap palaksanaan siklus I dan II
No Kelompok Aktivitas
Pada Siklus Rata-rata Ket
I II
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8. I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII 5.0
6.0
6.0
5.0
6.5
6.0
7.0
6.0 80
6.0
7.0
8.0
7.5
70
60
75 7.5
6.0
65
7.0
7.0
6.5
6.5
6.25 Kenaikan Aktivitas
Tetap
Kenaikan Aktivitas
Kenaikan Aktivitas
Kenaikan Aktivitas
Kenaikan Aktivitas
Kenaikan Aktivitas
Kenaikan Aktivitas
Jumlan 47,5 57.0 51.25
Secara umum terjadi peningkatan jumlah aktivitas kelas, rata-rata antara kegiatan I dengan ke II dari 5.0 menjadi 8.0 sebesar 30 aktivitas.
Aktivitas rata-rata tertinggi dicapai oleh kelompok 1 dengan 32. Aktivitas-aktivitas terendah dicapai oleh kelompok II dengan 12 aktivitas. Dari 8 kelompok diskusi yang dibentuk dikelas, terdapat satu kelompok dengan aktivitas tetap pada kegiatan I maupun pada kegiatan II yaitu kelompok II dan satu kelompok mengalami aktivitas yang menurun yaitu kelompok VII. Ternyata setelah diteliti penurunan aktivitas itu terjadi karena pada kegiatan yang kedua salah seorang anggota tidak hadir karena sakit, namun kalau diperhatikan skor rata-rata kelompok VII masih berada di atas skor rata-rata kelompok dengan aktivitas terendah.
4.2. PEMBAHASAN
1). Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 5 orang siswa yang diambil sesuai dengan nomor urut pada absensi kelas. Materi pembelajaran disampaikan kepada siswa, yang selanjutnya dibahas dalam kelompok masing-masing. Pada saat siswa sedang berdiskusi kelompok, guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain sambil memberi motivasi dan meluruskan masalah jika terdapat permasalahan yang menyimpang dari konsep yang diinginkan. Setelah masing-masing kelompok menemukan dan berhasil menyimpulkan hasil pembahasannya, maka dimulailah diskusi antar kelompok yang satu dengan yang lain. Kelompok yang satu bertindak selaku penyaji sedangkan kelompok yang lain sebagai peserta, demikian sebaliknya. Disini guru berperan hanya sebagai motivasi dan fasilitator dalam pelajaran kelompok, dalam pelaksanaan tindakan siklus ini terdapat beberapa siswa kurang aktif dalam berdiskusi.
Siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi ternyata setelah dilakukan pendekatan siswa yang bersangkutan belum siap dengan materi yang didiskusikan karena keterbatasan buku khususnya. Setelah semua kelompok telah memaparkan hasilnya. Selanjutnya guru mengumumkan kelompok diskusi terbaik dan memberikan arahan mengenai persiapan materi dan sarana yang diperlukan dalam pembelajaran kelompok.
Setelah mengadakan analisis hasil belajar pada pelaksanaan siklus I seperti terlihat pada tabel 3, belum mencapai target yang ditetapkan yakni 80%, oleh karena itu perlu dilakukan uji coba pada siklus berikutnya dengan mengadakan pembenahan pada kekurangan diatas.
2). Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada pelaksanaan pembeljaran berikutnya atau pada siklus kedua ini dilakukan dengan pengecekan sarana yang di siapkan siswa, kemudian memberikan materi yang akan dibahas. Selanjutnya setiap kelompok diberikan permasalahan yang sama setiap anggota kelompok masing-masing diberikan tanggung jawab untuk membahas konsep cara-cara pebiakan makhluk hidup sehingga ada anggota kelompok yang pasif. Hasil diskusi masing-masing kelompok anggota dirangkum dalam kelompok sebagai bahan diskusi antar kelompok. Dengan pola seperti aktivitas siswa dalam kelompok dan antar kelompok lebih meningkat.
Dengan melihat kenyataan pada analisis hasil belajar pada tabel 5, maka target yang ditetapkan penulis 80% telah tercapai, dengan demikian penggunaan metode diskusi melalui pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengenai cara-cara pembiakan mahluk hidup dan juga kalau dilihat aktivitas siswa dalam KBM meningkat seperti terlihat pada tabel 6.
Dilihat dari analisis hasil penelitian di atas,pembelajaran melalui diskusi kelompok dengan mengenal model lks bergambar dapat menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan pemahaman terhadap diri dan orang lain sehingga akan timbul minat, sikap dan motivasi belajar siswa semakin positif, selanjutnya akan disertai dengan peningkatan prestasi belajar yang ditunjukkan dari hasil evaluasi.
Menirut pedoman penilaian SLTP 1994, nilai limit ketuntasan belajar seoarang siswa adalah 65 ke atas. Jika kurang dari angka tersebut siswa belum tuntas belajar. Dari hasil analisis terdapat 37 orang siswa dari 40 oarang siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebesar 92% dengan nilai rata-rata kelas 8,8 hal ini menunjukkan bahwa metode diskusi dengan model LKS bergambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan mahluk hidup. Kenyataan ini di peroleh berkat adanya :
1.Siswa lebih mempersiapkan diri dengan materi ajar yang akan dibahas berikutnya.
2.Rasa percaya diri siswa lebih tinggi.
3.Anggota kelompok sering dimotivasi oleh kehadiran kelompok lain.
4.Masing-masing kelompok akan berusaha untuk mempertahankan hasil kelompoknya.
Disamping hal-hal di atas yang mendukung keberhasilan dalam pembelajaran melalui diskusi diperlukan pula perencanaan tugas-tugas kelompok yang lebih rinci, perhatiaan guru dalam pengawasan dan motivasi maupun sebagai fasilisator mengingat jumlah kelompok yang banyak dalam satu kelas.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi terhadap data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1). Pada pelaksanaan siklus I tingkat aktivitas siswa rata-rata masih rendah, keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok mencapai 41,5%. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelas kelas mencapai 50%, sedangkan tingkat kemampuan siswa dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup 67,67%
2). Pada pelaksanaan siklus II, tingkat asktivitas siswa dalamn kegiatan pembelajaran mengalami kenaikan aktivitas yang mencapai 70%. Sedangkan dalam diskusi antar kelompok mencapai 65%. Kenaikan kemampuan mengenal cara-cara perkembangbiakan mahluk hidup mencapai 81,75%.
Kenaikan aktivitas dan hasil belajar yang dicapai pada siklus II ini disebabkan oleh siswa lebih mempersiapkan diri dengan meteri agar yang akan didiskusikan, rasa percaya diri siswa lebih tinggi. Kelompok yang satu sering dimotivasi oleh kelompok lain, masing-masing kelompok akan berusaha mempertahankan kelompoknya.
3). Pemilihan metode pembelajaran yang lepas dapat merangsang siswa dalam mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya.
4). Dari hasil analisis terdapat 37 orang siswa dari 40 orang siswa telah mencapai ketuntasan belajar 92% dengan nilai rata-rata 8,2.
5). Berdasarkan data hasil belajar yang diperoleh diatas, maka pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran cooperatif tipe STAD dengan LKS bergambar dapat meningkatkan kemampuan siswa mengenal cara-cara perkembangbiakan pada siswa kelas III3 SMP Negeri 1 Sape tahun 2006 / 2007.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
1). Dalam pelakasanaan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperatif tipe Stad dengan Lks bergambar guru di tuntut lebih memperhatikan siswanya terutama sistem monitoring yang lebih efektif dan efisien.
2). Pembelajaran melalui metode diskusi yang di sertai dengan LKS bergambar dapat menimbulkan dampak positif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat mendidik siswa lebih kreatif mandiri maka perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut.
3). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) perlu di budayakan di kalangan guru agar terbiasa melaksanakan penelitian-penelitian walaupun dengan skala kecil.
4). Bagi guru mitra yang akan menggunakan perangkat dan model pembelajaran ini, hendaknya sebelum menggunakan terlebih dahulu melakukan simulasi dan selalu berkonsultasi dengan peneliti, sehingga kekurangan yang terjadi pada uji coba ini dapat teratasi sebelum mengajarkan di kelas.
Lampiran 4 (diletakkan pada lampiran tersendiri)
Lampiran . Analisis keterlaksanaan KBM dalam PBM menggunakan model pembelajaran Cooperatif tipe STAD dengan LKS bergambar
Siklus I
1. Jumlah langkah KBM terlaksana Jumlah langkah yang harus dilakukan sesuai Rp %
8 10 80%
Siklus II
1. Jumlah langkah KBM terlaksana Jumlah langkag yang harus dilaksanakan sesuai Rp
10 10 100%
Rata-rata 90%
Lampiran 5
Analisis Data Angket dalam proses KBM menggunakan LKS bergambar
No Uraian
Senang Uraian
Tidak senang Jumlah Presentase
I. Bagaimana pendapat terhadap kompenen kegiatan belajar mengajar berikut ini :
1.TopikBiologi yang dipelajari
2.LKS
3.Buku siswa
4.Suasana kelas
5.Penampilan
6.Strategis belajar yang dilatihkan oleh guru 40
37
36
35
35
40 0
3
4
5
5
0 40
40
40
40
40
40 100%
92%
90%
85%
85%
100%
II. Bagaimana pendapatmu terhadap komponen berikur
1.Topik Bioliogi yang dipelajari
2.LKS
3.Buku kelas
4.Suasana kelas
5.Penampilan guru
6.Stragi belajar yang dilatihkan oleh guru Baru
30
38
20
29
40
38 Tidak tau
10
2
20
11
0
2 Jumlah
40
40
40
40
40
40 %
75%
95%
50%
72%
100%
95%
III. Apakah kamu berminat mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah kamu ikuti Ya
40 Tidak
0 Jumlah
40 %
100%
IV Berikan komentarmu terhadap buku siswa mengenai :
a.Bahasanya mudah dimengerti
b.Penampilan buku menarik
c.Isi buku menarik Ya
38
37
40 Tidak
2
3
0 Jumlah
40
40
40 %
95%
92%
100%
Lampiran 6
Rencana Pembelajaran
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas/ Semester : III/I
Bahan Kajian : Kelangsungan hidup organisme
Pokok Bahasan : Kelangsumgan hidup organisme terlihat kenyataan tetap lestarinya jenis organisme tersebut melalui perkembabiakan, adaptasi maupun seleksi alam
Alokasi waktu : 45 menit
Pertemuan :
1.KOMPETENSI DASAR
Mengkomunikasikan pemahaman kelangsungan hidup organisme.
B. HASIL BELAJAR
Mengidentifikasi kelangsungan hidup organisme melalui adaptasi, seleksi alam dan perkembangbiakan
C. INDIKATOR
1. Produk
a. Menjelaskan manfaat perkembang biakan bagi makhluk hidup.
b. Membandimgkan contoh-contoh perkembangbiakan aseksual yang berbeda.
c. Membandingkan contoh-contoh perkembangbiakan seksual yang berbeda.
d. Membericontohmasing-masingcaraperkembangbiakanaseksual.
e. Membericontohmasing-masingcaraperkembangbiakanseksual.
2. Proses
a. Melakukan pengamatan.
b. Mendiskusikan macam-macam perkembangbiakan.
c. Membandingkan dan membedakan.
3. Ketrampilan Sosial
a. Mengajukan pertanyaan.
b. Bekerja sama dengan teman kelompok.
c. Mengajukan ide/pendapat.
d. Menghargai pendapat teman atau guru.
D. MODEL PEMBELAJARAN
- Model Pembelajaran Kooperatif.
- Model Pembelajaran Konsep.
E. SUMBER PEMBELAJARAN
- Buku siswa Bab 2 tentang perkembangbiakan makhluk hidup.
- Lembar kegiatan siswa.
F. ALAT DAN BAHAN
- Kertas manila.
- Spidol.
- LKS.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
a. Pendahuluan (5 menit)
1. Guru mengaitkan pelajaran hari ini dengan pertemuan sebelumnya.
2. Guru menginformasikan pada siswa indikator yang akan dicapai melalui pelajaran ini (fase 1)
b. Kegiatan inti (75 menit)
1. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa (fase 2)
2. Guru menginformasikan tentang tujuan dari ciri pembelajaran kooperatif pada siswa
3. Guru membagikan LKS pada masing-masing siswa (fase 3)
4. Guru menjelaskan langkah-langkah penting dalam mengerjakan LKS
5. siswa diminta menjawab LKS tersebut melalui diskusi dengan teman kelompok dan guru membimbing mereka melakukan kegiatan (fase 4)
6. Guru meminta salah satu kelompokmempersentasekan hasil kerja kelompoknya, baru menjadi moderator diskusi itulah mendapatkan kesimpulan tentang cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup
7. Guru memberikan penghargaan atau pujian pada kelompok yang berprestasi
c. Penutup (10 menit)
Pada bagian akhir siswa merangkum tentang cara-cara pembiakan makhluk hidup.
Lampiran 8
LEMBARAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU
NO KEGIATAN PENYAJIAN KOMENTAR
B C K
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Membuka Pelajaran
Mengadakan tes awal
Menyajikan materi pelajaran secara garis besar
Membagikan topik atau bahan yang akan didiskusikan
Memberikan kesempatan kepada masing – kelompok untuk menyampaikan pendapat
Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi
Memberikan kesimpulan dari pendapat – pendapat siswa √
√
√
√
√
√
√
Keterangan : B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Sape, Nopember 2006
Pengamat
( Ahmad Tayeb )
NIP. 130924156
Lampiran 7
LEMBARAN OBSERVASI KEGITAN BELAJAR MENGAJAR
No Aspek yang diamati KRITERIA Ya Tidak
1 2 3 4
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. Perencanaan Pembelajaran
Guru menyusun program pembelajaran, satuan pelajaran dan Rencana pembelajaran
Bahan pembelajaran sesuai dengan kurikulum disertai daya pembelajaran
TPK ditumuskan secara jelas, lengkap dan operasional
Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan, bhan dan alokasi waktu
Media pembelajaran sesuai dengan tujuan Pembelajaran
Tekhnis dan prosedur pembelajaran sesuai dengan Rpp
Tulisan dapat dibaca dengan mudah, pola kalimatnya baku dan komunikatif serta penulisannya sesuai dengan Rpp
Proses Belajar Mengajar
Kegiatan Guru
a. Menyediakan pembelajaran yang dilakukan selain LKS
b. Menyediakan sumber belajar
c. Membuka kegiatan belajar mengajar tepat waktu
d. Melakukan langkah-langkah KBM sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
e. Memberi petunjuk dan penjelasan cara mengerjakan
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam KBM
g. Memotivasi siswa dalam diskusi
h. Membimbing siswa dalam diskusi
i. Melaksanakan evaluasi proses hasil belajar
j. Memberikan tindak lanjut
k. Menutup KBM tepat waktu kegiatan siswa
l. Aktif menanyakan hal-hal yang belum jelas
m. Sebagian besar siswa terlibat dalam diskusi kelompok
n. Sebagian besar siswa terlibat dalam diskusi kelas
- Kelompok berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
o. Memberikan simbangan saran dalam menyusun kesimpulan
p. Mencatat hasil kesimpulan kegiatan belajar mengajar dalam buku catatan √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2004, Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT. Remaja Rasda Karya, Bandung.
Depdiknas, 2004, Materi Pelatihan Terintegrasi, Jakarta.
Universitas terbuka, 2002, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta.
Furkan Arif, 1982 : Pengatar Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta.
Dinas Pendidikan Nasional, 2003, Systim Pendidikan nasional, Jakarta.
Nasir, Moh. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Amirudin 1995 : Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Sinar Baru, Bandung
kak...LKS bergambarnya kok gg diposting sekalian.. bingung saya...
BalasHapusuntuk menghitung presentase peningkatannya itu, pakai rumus apa?? (referensinya siapa??)