“PROPOSAL USAHA JAMUR TIRAM”
Untuk Memenuhi Tugas UAS (Ujian Akhir Semester)
Pada Mata Kuliah Kewirausahaan
yang Diberikan oleh Dosen Pengampu yaitu Bapak Supriyanto
Di susun oleh :
KHOIRUN NISAUL FADILAH
(NIM. 10108830003)
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR (UIB)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JANUARI 2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT karena atas rahmat dan keridoannya,kami bisa membuat suatu gagasan usaha yang Insya Alloh akan bermanfaat bagi kami sebagai pemilik usaha, investor, dan umumnya masyarakat.
UD. Payung Sejati ialah nama yang kami buat untuk kegiatan usaha ini, yang begerak di bidang perdagangan jamur tiram.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran, dan masukan–masukannya untuk kelancaran usaha ini. Khususnya kepada dosen pembimbing kami, yang sangat berperan dalam pengarahan kegiatan usaha ini.
Blitar, 31 Januari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 2
BAB II ANALISIS PASAR
A. Deskripsi produk..................................................................................... 3
B. Prospek Pasar.......................................................................................... 3
C. Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar..................................................... 3
D. Target Pasar............................................................................................. 3
E. Proyeksi Pengembangan Usaha............................................................... 4
BAB III FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG
A. Faktor Penghambat................................................................................... 6
B. Faktor Pendukung..................................................................................... 6
BAB IV ANALISIS OPERASIONAL
A. Lokasi Produksi........................................................................................ 7
B. Kapasitas Produksi.................................................................................... 7
C. Proses Produksi......................................................................................... 7
D. Investasi yang Dibutuhkan....................................................................... 7
E. Rancangan Produksi................................................................................. 7
F. Profil dan Struktur Kepengurusan............................................................ 8
BAB V ANALISIS KEUANGAN
A. Analisis Biaya dan Pendapatan................................................................. 10
B. Break Event Point..................................................................................... 11
C. Benefit Cost Ratio..................................................................................... 11
D. Masa Pengembalian Modal....................................................................... 11
E. Pembagian Keuntungan............................................................................ 11
BAB VI ANALISIS MANAJEMEN
A. Manajemen Pengelolaan........................................................................... 13
BAB VII PENUTUP
A. Antisipasi Masa Depan............................................................................. 15
B. Kesimpulan............................................................................................... 15
C. Saran......................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, penulis menyusun proposal pengembangan usaha jamur tiram ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional usaha.
Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin Pleurotus ostreatus ini masih tergolong baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua, Lembang, Jawa Barat pada tahun 1988, dan pada waktu itu petani dan pengusaha jamur tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun 1995, para petani di kawasan Cisarua, yang semula merupakan petani bunga, peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya, beberapa industri berskala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan memiliki badan hukum.
Sekilas tentang Jamur Tiram
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :
• Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.
• Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan.
• Antitumor, antioksidan, dll.
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak diperlukan dalam skala besar.
Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20 – 28°C, dengan kelembaban 80 – 90 %. Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.
A. Latar Belakang
Pemilihan bentuk usaha budidaya jamur tiram ini dilatarbelakangi oleh :
- Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur tiram yang telah jelas serta permintaan pasar yang selalu tinggi memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur tiram.
- Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.
- Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur tiram.
- Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia bisnis.
Visi
Menjadi industri budidaya jamur tiram yang memenuhi kebutuhan jamur tiram dalam negeri khususnya daerah Bandung sekitarnya dan Indonesia pada umumnya.
Misi
• Meningkatkan taraf hidup petani dengan menghasilkan jamur berkualitas baik.
• Memperkenalkan jamur tiram secara luas kepada masyarakat melalui pendekatan kualitas (cita rasa, mutu dan kesegaran) dan pendekatan pelayanan konsumen.
• Membuka pelatihan budidaya jamur tiram kepada masyarakat secara luas
• Mensosialisasikan manfaat jamur tiram bagi kesehatan masyarakat sekitar Bandung pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
BAB II
ANALISIS PASAR
A. Deskripsi produk
Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa :
- Jamur Tiram segar
- Produk turunan Jamur Tiram seperti kripik jamur, jamur goreng tepung, jamur siap masak dalam kemasan plastik, dll.
B. Prospek Pasar
Budidaya jamur tiram di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:
1. Permintaan jamur tiram di daerah Bandung dan sekitarnya mencapai 7 -10 ton /hari. Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 2,5 – 3 ton /hari. Ini berarti terdapat gap sebesar 4 – 7 ton/hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana budidaya jamur tiram ini.
2. Pasar jamur tiram saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten sehingga diperlukan produksi jamur tiram dalam skala besar.
3. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan.
4. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.
C. Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar
Target ‘market’ usaha ini adalah konsumen jamur dari ‘house need’ sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar.
Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi ‘suppliers’ jamur tiram masih minim dan masih sangat dibutuhkan.
Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.
D. Target Pasar
Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik, ‘traditional market’, dan ‘house need’.
Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :
1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke berbagai wilayah Bandung dan sekitarnya maupun luar Bandung seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Cibitung, dll.
2. Pasar tradisional Bandung dan sekitarnya. Sebagai gambaran, permintaan pasar induk seperti pasar Caringin atas produk jamur tiram ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.
3. Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai.
E. Proyeksi Pengembangan Usaha
Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi, namun usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai berikut :
A. Tahap Industri Kecil Awal
• Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan kokoh
• Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur.
• Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.
• Penambahan tenaga kerja.
• Pencarian investor
Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil awal diperkirakan berkisar antara 25 hingga 100 juta rupiah.
B. Tahap Industri Kecil Lanjut
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Industri ini diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di bidang pemasaran, R & D dan administrasi.
Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah nasional yang produksinya diperkirakan mencapai sedikitnya 100.000 baglog produksi per musim. Tahap industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan mampu memproduksi hingga 9 ton per bulan. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini diperkirakan berkisar antara 150 hingga 200 juta rupiah.
C. Tahap Industri Menengah Nasional
Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja. Investasi yang diperlukan masih dalam analisis.
BAB III
FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG
Setiap usaha yang dijalankan, pasti ada yang sukses dan ada yang belum sukses seperti halnya usaha ini. Ada beberapa hal yang menurut kami akan menghambat dan sangat mendukung dalam menjalankan usaha ini.
A. Faktor penghambat tersebut diantaranya :
1. Banyaknya usaha yang sama
2. Harga bahan baku yang tidak stabil.
Tapi kami sudah merencanakan untuk memecahkan masalah faktor penghambat tersebut diantaranya yaitu dengan berhati–hati dalam mengelola setiap anggaran dana yang akan dikeluarkan. Sedangkan untuk mengatasi faktor yang kedua, yakni harga bahan baku tidak stabil, kami menyiasatinya dengan membeli bahan baku langsung kepada petani setempat agar memperoleh harga yang lebih murah.
B. Faktor pendukung usaha ini diantaranya :
1. Kondisi tempat, dan peralatan yang memadai
2. Higienis dan harga yang relatif terjangkau
3. Merupakan salah satu bagian produk yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
BAB IV
ANALISIS OPERASIONAL
A. Lokasi Produksi
Lokasi usaha terletak di Desa kertawangi, Cisarua. Daerah ini merupakan sentra jamur tiram di Bandung.
B. Kapasitas Produksi
Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 20.000 baglog. Produksi dilakukan 4 kali dalam seminggu, satu minggu dihasilkan rata-rata 6000 baglog produksi.
C. Proses Produksi
Proses produksi dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :
D. Investasi Yang Dibutuhkan
Investasi awal yang dibutuhkan adalah sebesar 30 – 100 juta rupiah. Investasi diperoleh dari beberapa investor.
E. Rancangan produksi
Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama seperti bangunan kumbung dan kelengkapannya dalam pengembangan usaha ini telah tersedia sehingga investasi yang ada akan difokuskan untuk biaya operasional usaha.
Gambar kumbung pemeliharaan
Skema kumbung pemeliharaan
Gambar rak penyimpanan log.
Gambar skema rak penyimpanan log
F. Profil dan Struktur Kepengurusan
Struktur kepengurusan dibuat sesederhana mungkin sehingga selama tahap industri rumah tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap. Susunan kepengurusannya adalah sebagai berikut :
• Satu orang Manajer Utama merangkap Manager Pemasaran bertugas mengelola perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager Pemasaran, ia pun bertugas membuka pasar, melakukan negosiasi bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan sampai ke konsumen tanpa masalah.
• Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi. Direktur Operasional dan Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan, melakukan pengembangan bibit, memastikan produk berada dalam kondisi baik.
• Satu orang Manajer Keuangan. Manajer Keuangan bertugas melakukan analisis keuangan dan memiliki pertanggungjawaban penuh pada pengaturan arus pengembalian modal dan pembagian keuntungan pada investor. Bersama dengan manajer lainnya juga berkordinasi dalam melakukan pengembangan dan ekspansi skala produksi secara bertahap.
Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah, susunan kepengurusan akan disempurnakan dengan penambahan pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.
BAB V
ANALISIS KEUANGAN
A. Analisis Biaya dan Pendapatan (Skala Produksi 18000 log)
1. Modal tetap
2. Biaya Penyusutan
Nilai ekonomis lahan dan peralatan : 2 tahun
Rp. 5.000.000 : 4 = Rp. 1.250.000
3. Modal kerja (Biaya operasional)
a. Bahan baku untuk 18000 log
b. Gaji pegawai
Jumlah total per musim = Rp.3.000.000,00
c. Utilitas
4. Total Modal = Modal tetap +modal Kerja
= Rp. 5.000.000 + Rp. 18.395.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 250.000
= Rp. 26.645.000
5. Pendapatan kotor
Produksi jamur (kegagalan 20%) = 14.400 log x 0,5 kg = 7.200 kg
7.200 kg @ 5000 = Rp. 36.000.000
6. Biaya Produksi = Biaya penyusutan + modal kerja
= Rp. 1.250.000 + 18.395.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 250.000
= Rp. 22.895.000
7. Pendapatan bersih (Net Profit) = pendapatan kotor – biaya produksi
= Rp. 36.000.000 – Rp. 22.895.000
= Rp. 13.105.000
B. Break Event Point
BEP Produksi = Total biaya produksi / harga satuan
= 22.895.000 / 5000
= 4579 kg
Artinya budidaya jamur tiram tidak mendapat untung dan juga tidak mengalami kerugian bila jumlah produksi sebesar 4579 kg
BEP Harga = Total biaya produksi / jumlah produksi
= 22.895.000 / 7200
= Rp. 3179,86
Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian bila harga jual Rp. 3179,86 per kilo
C. Benefit Cost Ratio
BC Ratio = Rp. 13.105.000 / Rp. 26.645.000
= 0,5
Artinya pendapatan bersih yang diperoleh dalam usaha pembibitan bibit jamur adalah 0,5 di atas total biaya.
D. Masa Pengembalian Modal
Masa pengembalian modal = Rp. 13.105.000 + Rp. 1.250.000 x 100%
Rp.26.645.000
= 53,88 %
E. Pembagian keuntungan
Pembagian keuntungan bersih direncanakan adalah sebagai berikut:
Kepentingan sosial : 5% (zakat 2,5% + kepentingan sosial 2,5%)
profit
Pengembangan usaha : 25 % profit
Pengelola : 20 % profit
Dividen investor : 50 % profit (20% profit share ; 30% pengembalian modal)
BAB VI
ANALISIS MANAJEMEN
A. Manajemen Pengelolaan
Dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2010 difokuskan pada pemantapan produksi. Maksudnya adalah membuat usaha perdagangan jamur tiram tersebut menjadi dikenal dan tersosialisasi dengan baik untuk seluruh lapisan masayarakat, bahwasannya jamur tiram yang dikembangkan ternyata dapat diterima dengan baik oeh masyarakat.
Sumber daya manusia yang dikelola dalam pembuatan kue juga masih sangat minim pengetahuannya tentang aneka macam kue. Sehingga perlu sekali pemahaman dengan cara pembelajaran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan beberapa cara, misalnya studi banding, mengikuti pelatihan, ataupun studi literatur dari berbagai media cetak maupun elektronik, baik lokal maupun internasional. Kebanyakan karyawan juga berasal dari daerah sekitar lokasi usaha, dengan kondisi yang cukup minim untuk kualifikasinya, sehingga banyak sebagai tenaga kasar pada bagian produksi.
Dari segi pemasaran, masa keemasan justru diawal berdirinya usaha. Hal ini terwujud karena ternyata usaha ini merupakan pemrakarsa trensetter usaha embuatan kue. Sehingga dengan sangat mudah kita dapat menentukan harga jual produk. Salah satu contoh adalah hasil utama produk yaitu jamur segar. Pada waktu itu dengan sukses kita dapat menjual dengan harga RP 20.000, per kilogram. Harga bertahap turun seiring banyaknya pengusaha yang berbondong-bondong mengikutinya. Namun dengan berbagai inovasi di bidang pemasaran kita terus melakukan strategi sehingga tetap bisa survive.
Pada awal usaha ini memang tidak memiliki manejemen yang baik, apalagi tentang keuangan. Pembukuan masih sangat sederhana, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Baru dirintis pembukuan sederhana pada awal tahun 2010. Tetap dikemas secara sederhana namun minimal bisa mulai dipilah tentang pembukuan keluarga dan usaha itu sendiri.
Strategi marketing juga dilakukan melalui blog-blog di internet dan Home page berupa Website resmi dan khusus tentang Profil usaha dan marketingnya. Bahkan yang sudah berjalan adalah konsultasi mengenai budi daya jamur melalui email yang sudah berjalan sejak tahun 2000.
Pemasaran sudah mengalami inovasi yang lebih luas. Segementasi pasar dan target juga sudah berkembang jauh. Jangkauan pasar bukan hanya ditingkat lokal, bahkan sudah mencapai seluruh nusantara. Untuk penjualan sudah mencapai luar pulau, diantaranya, Medan, Palembang, Lampung, Jambi, Batam, Banjarmasin, Samarinda, Palangkaraya, Sampit, Tenggarong, Makasar, Ambon, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.
Manajerial masih dilakukan secara sederhana, namun sudah lebih terkonsep dan penuh strategi, sedangkan pendataan, administrasi dan keuangan sudah terkomputerisasi. Sehingga untuk keuangan sudah lebih tertata rapi dan terpilah antara keuangan keluarga dan usaha.
Sedangkan legalitas usaha berubah nama dan lebih difokuskan pada perdagangan Jamur Tiram dan agrobisnis. Perubahan nama sekaligus kepemilikan menjadi UD. Payung Sejati terbit pada bulan Mei tahun 2010.
BAB VII
PENUTUP
A. Antisipasi Masa Depan
Sebagai wirausahawan yang baik, kami tidak akan membiarkan usaha ini berjalan secara mendatar. Kami akan terus mencoba memperbaiki kualitas pekerjaan kami, agar para peminat dan konsumen puas atas kue yang kami buat. Karena apabila kualitas jamur tiram kami tidak kami tingkatkan kemungkinan besar usaha ini tidak akan maju, dan terancam bangkrut.
B. Kesimpulan
Menurut kami usaha ini dapat berkembang dan akan mencapai keberhasilan. Kami sangat yakin bahwa usaha ini akan maju dan terus berkembang karena dilakukan oleh orang–orang yang mempunyai kualitas dalam menjalankan setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha ini tak akan langsung berkembang pesat tapi kami akan terus berjuang untuk terus menjalankan dan mengembangkan usaha ini.
C. Saran
Demikian proposal pengembangan usaha jamur tiram ini penulis susun. Dari hasil analisis penulis mengenai peluang pemasaran, operasional, dan keuangan, penulis optimis bahwa budidaya jamur tiram ini layak dan berpotensi tinggi untuk dikembangkan.
“PROPOSAL USAHA ASETIA FOOD”
Untuk Memenuhi Tugas UAS (Ujian Akhir Semester)
Pada Mata Kuliah Kewirausahaan
yang Diberikan oleh Dosen Pengampu yaitu Bapak Supriyanto
Di susun oleh :
AGUS SETIAWAN
(NIM. 0808830031)
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR (UIB)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JANUARI 2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT karena atas rahmat dan keridoannya,kami bisa membuat suatu gagasan usaha yang Insya Alloh akan bermanfaat bagi kami sebagai pemilik usaha, investor, dan umumnya masyarakat.
ASETIA FOOD ialah nama yang kami buat untuk kegiatan usaha ini,yang begerak di bidang produksi kue ( gorengan).
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran, dan masukan–masukannya untuk kelancaran usaha ini. Khususnya kepada dosen pembimbing kami, yang sangat berperan dalam pengarahan kegiatan usaha ini.
Blitar, 22 Januari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………. i
Kata Pengantar......................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................. iii
Bab 1 Profil Perusahaan
A. Deskripisi Umum Perusahaan............................................... 1
B. Riwayat Perusahaan.............................................................. 1
C. Visi dan Misi Perusahaan...................................................... 1
D. Jenis Usaha yang Dikelola..................................................... 1
E. Jenis Usaha yang Direncanakan............................................ 2
Bab II Kegiatan Pasar dan Pemasaran
A. Lingkungan Usaha................................................................. 3
B. Kondisi Pasar........................................................................ 3
C. Rencana Pemasaran............................................................... 3
Bab III Faktor Penghambat dan Pendukung
A. Faktor Penghambat ............................................................... 4
B. Faktor Pendukung................................................................. 4
C. Analisis SWOT..................................................................... 4
Bab IV Aspek Produksi
A. Alokasi Usaha ....................................................................... 5
B. Fasilitas dan Peralatan Produksi............................................ 5
C. Bahan Baku............................................................................ 5
D. Proses Produksi...................................................................... 7
E. Proses Pengerjaan................................................................... 7
Bab V Aspek Manajemen
A. Manajemen Pengelolaan............................................................. 8
Bab VI Aspek Keuangan
A. Drap Anggaran bisnis............................................................. 10
Bab VII Penutup
A. Antisipasi Masa Depan........................................................... 12
B. Kesimpulan............................................................................. 12
Lampiran
A. Struktur Organisasi Perusahaan.............................................. 13
B. Bagan Struktur Organisasi...................................................... 13
C. Data Perusahaan...................................................................... 14
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
A. Deskripsi Umum Perusahaan
ASETIA FOOD merupakan suatu kegiatan usaha yang bergerak di bidang makanan yaitu pembuatan kue (gorengan).
Kegiatan usaha ini bertujuan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam bidang kewirausahaan.
B. Riwayat Perusahaan
ASETIA FOOD dibentuk oleh kami untuk berwirausaha dan sebagai implementasi dari mata kuliah Kewirausahaan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Biologi, Universitas Islam Balitar.
C. Visi dan Misi Perusahaan
VISI
Dengan berlandaskan iman dan taqwa ASETIA FOOD menjadi salah satu perusahaan yang paling maju, produktif, dan berkompetitif di Indonesia.
MISI
1. Menciptakan tenaga kerja yanf ahli dan kompeten serta memiliki imtaq dan iptek yang kuat.
2. Memuaskan konsumen.
3. Menjadi perusahaan yang terdepan di bidangnya.
4. Memperluas lapangan kerja untuk kemakmuran mahasiswa dan masyarakat sekitar tempat produksi pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
D. Jenis Usaha yang Dikelola
ASETIA FOOD bergerak di bidang makanan yaitu pembuatan kue (gorengan). Kami memilih usaha di bidang makanan karena usaha ini disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan skill yang kami miliki serta faktor pendukung yang memadai untuk megembangkan usaha ini.
E. Jenis Usaha yang Direncanakan
Kami sepakat untuk membuat suatu usaha di bidang makanan yaitu pembuatan kue (gorengan). Dengan jenis kuenya yaitu Risol, Molen, Dadar Gulung, dan Pastel. Kami yakin usaha ini akan berkembang dengan baik karena kami sudah menjalin kerjasama dengan beberapa warung, kantin-kantin di setiap fakultas UPI, KOPMA UPI, serta beberapa kantin universitas lainnya.
BAB II
KEGIATAN PASAR DAN PEMASARAN
A. Lingkungan Usaha
Di Bandung tepatnya di Gegerkalong jenis usaha di bidang makanan khususnya kue memiliki peluang yang sangat menjajikan, karena makanan adalah kebutuhan primer manusia, ditambah lagi dengan banyaknya jumlah mahasiswa UPI sekitar lebih dari 50.000 mahasiswa dan penduduk di Gegerkalong dan sekitarnya. Oleh karena itu kami bertekad mengembangkan usaha pembuatan kue (gorengan), karena ditunjang dari banyaknya peluang dalam mengembagkan jenis usaha ini.
B. Kondisi Pasar
Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak dibidang usaha yang sama, memang sudah cukup banyak. Tetapi, kami menyiasatinya dengan inovasi berbeda dari produk-produk yang sudah ada. Yaitu, dengan inovasi rasa yang lebih enak, ukuran yang lebih besar, harga yang ekonomis, dan yang paling penting sehat dan higienis. Dengan ini, kami yakin produk yang kami miliki mampu bersaing dan laku dipasaran.
C. Rencana Pemasaran
Dengan usaha kue (risol, pastel, molen, dan darlung) yang sudah memiliki pelanggan tetap, maka kami akan menambah pemasarannya dengan membuat brosur untuk mencari agen yang mau menjualnya, sehingga akan ada banyak yang membantu untuk mengembangkan usaha ini. Seperti mahasiswa yang menjual di kampus, dan menurut pengalaman cara ini berhasil dengan baik.
BAB III
FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG
Setiap usaha yang dijalankan, pasti ada yang sukses dan ada yang belum sukses seperti halnya usaha ini. Ada beberapa hal yang menurut kami akan menghambat dan sangat mendukung dalam menjalankan usaha ini.
A. Faktor penghambat tersebut diantaranya :
1. Banyaknya usaha yang sama
2. Harga bahan baku yang tidak stabil.
Tapi kami sudah merencanakan untuk memecahkan masalah faktor penghambat tersebut diantaranya yaitu dengan berhati–hati dalam mengelola setiap anggaran dana yang akan dikeluarkan. Sedangkan untuk mengatasi faktor yang kedua, yakni harga bahan baku tidak stabil, kami menyiasatinya dengan membeli bahan baku langsung kepada petani setempat agar memperoleh harga yang lebih murah.
B. Faktor pendukung usaha ini diantaranya :
1. Kondisi tempat, dan peralatan yang memadai
2. Higienis dan harga yang relatif terjangkau
3. Merupakan salah satu bagian produk yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
C. ANALISIS SWOT
a. Strength (kekuatan)
i. Memiliki SDM dengan etos kerja yang baik.
ii. Memiliki banyak relasi pemasaran, seperti warung, kantin-kantin di setiap fakultas UPI, KOPMA UPI, serta beberapa kantin universitas lainnya.
iii. Harga produk ekonomis dan higienis
iv. Inovasi rasa yang berbeda dengan produk lainya.
b. Weakness (kelemahan)
i. Kurangnya modal untuk menjalankan bisnis ini
ii. Harga bahan baku yang tidak stabil
c. Opportunity (peluang/kesempatan)
i. Mitra kerja yang banyak
ii. Budaya masyarakat yang konsumtif
d. Threat ( hambatan)
i. Banyaknya kompetitor yang bergerak dibidang yang sama
BAB IV
ASPEK PRODUKSI
A. Alokasi Usaha
ASETIA FOOD berlokasi di Jalan Raya Kunir No. 35. Kami memilih lokasi tersebut, karena tempatnya dekat dengan daerah pemasaran. yaitu disekitar Sekolahan terkemuka, dan warung-warung yang dekat dengan lokasi usaha tersebut.
B. Fasilitas dan Peralatan Produksi
Dalam kegiatan usaha ini kami menggunakan fasilitas yang diperoleh dari modal sendiri, yaitu sebagai berikut :
PERALATAN JUMLAH HARGA
Kompor gas 2 buah Rp. 800.000,-
Gilingan 1 buah Rp. 400.000,-
Katel 1 buah Rp. 40.000,-
Penyaring 1 buah Rp. 15.000,-
Susuk 1 buah Rp. 10.000,-
Box Plastik 20 buah Rp. 300.000,-
Tabung Gas 2 buah Rp. 200.000,-
Pengocok 1 buah Rp. 15.000,-
Plastik - Rp. 50.000,-
Baskom 4 buah Rp. 80.000,-
Teplon 1 buah Rp. 70.000,-
Nampan 1 buah Rp. 20.000,-
Lain-lain - Rp. 100.000,-
TOTAL JUMLAH Rp. 2.100.000,-
C. Bahan Baku
Bahan baku yang kami gunakan adalah:
I. PASTEL
Bahan Jumlah Harga
Terigu 5 Kg Rp. 25.000,-
Telur 3 Biji Rp. 3.000,-
Mentega ¼ Kg Rp. 7.500,-
Bumbu - Rp. 5.000,-
Minyak Goreng 1,5 Kg Rp. 17.500,-
Bihun 1 Kg Rp. 9.200,-
Wortel 5 Kg Rp. 22.500,-
Gas - Rp. 6.750,-
Jumlah Total Rp. 96.450,-
II. RISOL
Bahan Jumlah Harga
Terigu 8 Kg Rp. 40.000,-
Telur + Tepung Roti - Rp. 9.000,-
Wortel 10 Kg Rp. 45.000,-
Kentang 1 Kg Rp. 3.000,-
Bumbu - Rp.5.000,-
Minyak 1,5 Kg Rp. 17.500,-
Gas - Rp. 6.750,-
Jumlah Total Rp. 126.250,-
III. MOLEN
Bahan Jumlah Harga
Pisang 10 Kg Rp. 30.000,-
Terigu 3 Kg Rp. 15.000,-
Gula Tepung ½ Kg Rp. 5.000,-
Mentega ¼ Kg Rp. 7.500,-
Minyak 1,5 Kg Rp. 17.500,-
Gas - Rp. 6.750,-
Jumlah Total Rp. 81.750,-
IV. DADAR GULUNG
Bahan Jumlah Harga
Terigu 3 Kg Rp. 15.000,-
Gula ¼ Kg Rp. 2.500,-
Pewarna + Pengharum - Rp. 3.000,-
Kelapa + Gula Aren - Rp. 15.000,-
Minyak 1,5 Kg Rp. 17.500,-
Gas - Rp. 6.750,-
Jumlah Total Rp. 59.750,-
JENIS MAKANAN BIAYA
I. PASTEL Rp. 96.450,-
II. RISOL Rp. 126.250,-
III. MOLEN Rp. 81.750,-
IV. DADAR GULUNG Rp. 59.750,-
TOTAL BIAYA Rp. 364.200,-
D. Proses Produksi
Dalam proses produksi usaha ini diantaranya :
a) Menyiapkan bahan yang akan digunakan
b) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan
c) Memulai proses pengerjaan
d) Membersihkan hasil pekerjaan agar lebih baik (finishing).
E. Proses Pengerjaan
Dalam melakukan pekerjaan dilakukan dengan rincian sebagai berikut:
Hari : Senin – Sabtu
Waktu : 03.00 – 06.00 WIB
15.00 – 17.00 WIB
BAB V
ASPEK MANAJEMEN/SDM
A. Manajemen Pengelolaan
Dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2010 difokuskan pada pemantapan produksi. Maksudnya adalah membuat usaha Pembuatan Kue (gorengan) tersebut menjadi dikenal dan tersosialisasi dengan baik untuk seluruh lapisan masayarakat, bahwasannya pembuatan kue yang dikembangkan ternyata dapat diterima dengan baik oeh masyarakat.
Sumber daya manusia yang dikelola dalam pembuatan kue juga masih sangat minim pengetahuannya tentang aneka macam kue. Sehingga perlu sekali pemahaman dengan cara pembelajaran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan beberapa cara, misalnya studi banding, mengikuti pelatihan, ataupun studi literatur dari berbagai media cetak maupun elektronik, baik lokal maupun internasional. Kebanyakan karyawan juga berasal dari daerah sekitar lokasi usaha, dengan kondisi yang cukup minim untuk kualifikasinya, sehingga banyak sebagai tenaga kasar pada bagian produksi.
Dari segi pemasaran, masa keemasan justru diawal berdirinya usaha. Hal ini terwujud karena ternyata usaha ini merupakan pemrakarsa trensetter usaha embuatan kue. Sehingga dengan sangat mudah kita dapat menentukan harga jual produk. Salah satu contoh adalah hasil utama produk yaitu jamur segar. Pada waktu itu dengan sukses kita dapat menjual dengan harga RP 5.00, per biji. Harga bertahap turun seiring banyaknya pengusaha yang berbondong-bondong mengikutinya. Namun dengan berbagai inovasi di bidang pemasaran kita terus melakukan strategi sehingga tetap bisa survive.
Pada awal usaha ini memang tidak memiliki manejemen yang baik, apalagi tentang keuangan. Pembukuan masih sangat sederhana, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Baru dirintis pembukuan sederhana pada awal tahun 2010. Tetap dikemas secara sederhana namun minimal bisa mulai dipilah tentang pembukuan keluarga dan usaha itu sendiri.
Strategi marketing juga dilakukan melalui blog-blog di internet dan Home page berupa Website resmi dan khusus tentang Profil usaha dan marketingnya. Bahkan yang sudah berjalan adalah konsultasi mengenai budi daya jamur melalui email yang sudah berjalan sejak tahun 2000.
Pemasaran sudah mengalami inovasi yang lebih luas. Segementasi pasar dan target juga sudah berkembang jauh. Jangkauan pasar bukan hanya ditingkat lokal, bahkan sudah mencapai seluruh nusantara. Untuk penjualan sudah mencapai luar pulau, diantaranya, Medan, Palembang, Lampung, Jambi, Batam, Banjarmasin, Samarinda, Palangkaraya, Sampit, Tenggarong, Makasar, Ambon, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.
Manajerial masih dilakukan secara sederhana, namun sudah lebih terkonsep dan penuh strategi, sedangkan pendataan, administrasi dan keuangan sudah terkomputerisasi. Sehingga untuk keuangan sudah lebih tertata rapi dan terpilah antara keuangan keluarga dan usaha.
Sedangkan legalitas usaha berubah nama dan lebih difokuskan pada perdagangan Kue dan agrobisnis. Perubahan nama sekaligus kepemilikan menjadi UD. ASETIA FOOD terbit pada bulan Mei tahun 2010.
BAB VI
ASPEK KEUANGAN
A. Draf Anggaran Bisnis
1. Rencana Produksi
1. Jenis produk = Kue (risol, pastel, dadar gulung, molen)
2. Jumlah produksi = 1225 biji/hari = 31850 biji/bulan
2. Biaya Tetap
1. Sewa rumah = Rp. 700.000 / bulan
2. Peralatan = Rp. 2.100.000 +
Jumlah = Rp. 2.800.000
3. Biaya Variabel
1. Bahan baku = Rp. 364.200/ hari
= Rp. 9.469.200/ bulan
2. Biaya overhead :
- Listrik = Rp. 100.000/bulan
- Air minum = Rp. 60.000/bulan
- P3K = Rp. 40.000/bulan
- lain-lain = Rp. 100.000/bulan +
Jumlah = Rp. 9.769.200
*1 bulan kerja dihitung 26 hari
4. Total Cost = Rp.9.769.200
5. Rencana Pemasaran Bulan Pertama
- Harga pokok = total cost / jumlah produksi
= Rp.9.769.200/31850
= Rp.306.7 dibulatkan Rp.310 /buah
- Harga jual : = Rp.500
BEP unit untuk bulan pertama
500 x = 310x+2.800.000+0
(500-310) x = 2.800.000
x = 2.800.000/190
x = 14737
Maka, 14737/1225=12 hari
26 hari-12 hari= 14 hari
Jadi, untuk mengembalikan semua biaya dengan keuntungan 0 rupiah kue harus terjual 14737 buah sedangkan untuk menjual kue sebanyak 14737 buah itu diperlukan waktu sebayak 12 hari. Masa produksi dalam sebulan adalah 26 hari, jadi keuntungan yang diperoleh dibulan pertama ini adalah hasil dari penjualan dalam 14 hari tersebut.
Revenue 1= 14 hari x1225x 500= Rp.8.757.000 kemudian, dikurangi gaiji pegawai tetap sebesar 900000 x 7 orang = Rp.6.300.000. maka,8.757.000-6.300.000= 2.457.000, jadi keuntungan bersih bulan pertama adalah Rp.2.457.000. itu jika seandainya semua biaya yang dikeluarkan ingin kembali dalam produksi bulan pertama.
6. Rencana Pemasaran Bulan Kedua
- Harga pokok = total cost / jumlah produksi
= Rp. Rp.9.769.200/31850
= Rp.306.7 dibulatkan Rp.310 /buah
- Harga jual = Rp.500
BEP unit untuk bulan selanjutnya :
500 x = 310x+700.000+0
(500-310) x = 700.000
x = 700.000/190
x = 3684.2 dibulatkan 3685
Maka, 3685/1225=3.5 hari
26 hari- 3.5hari = 22.5 hari
Revenue 2= 22.5 hari x1225x 500= Rp.13.781.250 dikurangi gaiji pegawai tetap sebesar 900000 x 7 orang = Rp.6.300.000. maka, 13.781.250 -6.300.000= 7.481.250, jadi keuntungan bersih bulan kedua dan selanjutnya adalah Rp. 7.481.250.
BAB VII
PENUTUP
A. ANTISIPASI MASA DEPAN
Sebagai wirausahawan yang baik, kami tidak akan membiarkan usaha ini berjalan secara mendatar. Kami akan terus mencoba memperbaiki kualitas pekerjaan kami, agar para peminat dan konsumen puas atas kue yang kami buat. Karena apabila kualitas kue kami tidak kami tingkatkan kemungkinan besar usaha ini tidak akan maju, dan terancam bangkrut.
B. KESIMPULAN
Menurut kami usaha ini dapat berkembang dan akan mencapai keberhasilan. Kami sangat yakin bahwa usaha ini akan maju dan terus berkembang karena dilakukan oleh orang–orang yang mempunyai kualitas dalam menjalankan setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha ini tak akan langsung berkembang pesat tapi kami akan terus berjuang untuk terus menjalankan dan mengembangkan usaha ini.
LAMPIRAN
A. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi
ASETIA FOOD
Pemilik Perusahaan : Agus Setiawan
Pimpinan Perusahaan : Nur Syaifudin
Bendahara : Yuda Sukmana
Pemasaran : Ai Fitri Silvia
Fhatarani H. A.
Produksi : Riva Nihayatul Ma’rifah
Yuda M. Hamdani
Radi Suhardiman
B. Bagan Struktur Organisasi
C. Data Perusahaan
1. Nama Perusahaan : UD. ASETIA FOOD
2. Nama Pemilik : Agus Setiawan
3. Nama Pemimpin : Nur Syaifudin
4. Pernah menjadi mitra binaan PUKK : -
5. Bidang Usaha : Perdagangan
6. Jenis Usaha : Kue dan Gorengan
7. Alamat tempat Usaha : Jl. Raya Kunir No.35
RT 004 RW 001
Desa Kunir
Kecamatan Wonodadi
Kabupaten Blitar
Jawa Timur – 66155
8. Home page : http//www.asetiafood.com
9. E-mail : asetia06@yahoo.co.id
10. Nomor Telepon Perusahaan : 0342 – 556677
11. Hand Phone : 082141902345; 085855855674
12. Struktur Perusahaan : Terlampir
13. Status tempat usaha : Milik Pribadi
14. Izin Usaha
- SIUP Nomor : 503/222/409.304 / KPTSP –
PK / V / 2012
- TDP Nomor : 133155200493
15. NPWP : 2.0003344.01.02
16. Berdiri sejak tahun : 2009, diperbaharui tahun 2012
17. Jumlah Tenaga Ahli : 2 orang
18. Jumlah Tenaga kerja : 10 orang
19. Nomor Rekening : 0009 010 261 002 03
- Nama Bank : Bank Rakyat Indonesia
- Alamat Bank : KCP. Kunir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar